Breaking News

MJA KOMITMEN MENDUKUNG PEMAJUAN KEBUDAYAAN LOMBOK UTARA


Lombok Utara - Calon bupati dan calon wakil bupati nomor urut 3 (Dr. Muchsin Effendi, Lc., MA dan H. Junaidi Arif, SP) menghadiri acara Diskusi Publik Pengarusutamaan Pemajuan Kebudayaan Lombok Utara,kamis (17/10/24). 

Diskusi Publik ini diinisiasi oleh Pasir Putih Lombok sebuah komunitas yang bergerak dalam bidang seni, budaya dan literasi media yang difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi Republik Indonesia. Diskusi yang digelar selama dua hari ini bertujuan untuk membuka ruang-ruang diskusi lintas instansi dan stakeholder di Lombok Utara, agar bagaimana sektor seni dan budaya dipandang sebagai strategi pemajuan daerah.  

Kegiatan tersebut mengundang berbagai unsur seperti pejabat pemerintah, legislatif, anak muda, guru PAUD, seniman, budayawan, pegiat literasi dan pegiat seni budaya. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari dengan tiga sesi diskusi. Pada sesi pertama mengundang Sekretaris Daerah Lombok Utara, Ketua DPRD, pegiat literasi sebagai pembicara. Pada sesi kedua menghadirkan Kabid Kebudayaan-Dikbudpora, pegiat literasi, dan Berto Tukan (Penulis dan Peneliti) sebagai pembicara. Sementara pada sesi yang ketiga menghadirkan perwakilan pasangan calon kepala daerah Lombok Utara sebagai sebagai narasumber.


Pada kegiatan tersebut, Dr. Muchsin (calon bupati dari pasangan calon nomor urut 3) menegaskan bahwa ia berkomitmen memajukan kebudayaan sebagai salah satu strategi mengejar ketertinggalan daerah.  

“Lombok Utara adalah sebuah daerah yang kaya akan budaya. Tetapi sayangnya budaya cenderung tidak dilihat sebagai sebuah kekayaan yang mampu diolah sebagai sebuah strategi pemajuan daerah. Jika kelak kami diberikan amanah sebagai bupati, maka kami berkomitmen untuk memajukan kebudayaan daerah kita. Kita harus akui bahwa kita perlu belajar dari daerah tetangga kita, sebut saja Bali”, ucap Dr. Muchsin selaku narasumber pada acara tersebut.

Selain itu, ia juga menjabarkan bahwa program unggulan yang tertuang dalam visi-misi pasangan calon berupa Program Dusun Mandiri (100-300 juta perdusun pertahun) merupakan salah satu strategi yang bisa saja diperuntukkan untuk memajukan sektor seni dan budaya.

“Program Dusun Mandiri yang menjadi program unggulan kami juga sangat bisa diarahkan pada pemajuan kebudayaan. Semisal di sebuah desa terdapat museum yang saat ini fasilitasnya belum lengkap, maka dari program tersebut bisa mengajukan program pengadaan fasilitas yang dibutuhkan”, tutur calon bupati dari pasangan M-JA tersebut.

Komitmen pasangan calon nomor urut 3 dalam hal memajukan kebudayaan di Lombok Utara tentu saja didasari oleh penemuan-penemuan mereka setelah sekian lama belusukan di tengah masyarakat Lombok Utara.

“Hampir tiga tahun, saya belusukan di hampir semua wilayah di Lombok Utara ini, dari ujung Pemenang hingga Bayan. Saya sudah melihat bagaimana kekayaan kita begitu banyak seperti sumber mata air yang ada di wilayah Bayan. Tetapi memang sejauh ini ketika kita berbicara tentang kebudayaan, kecenderungan kita hanya berbicara tentang baju adat dan permainan gasing. Padahal kebudayaan memiliki peran strategis dalam pembangunan daerah, bukan hanya sebagai ekspresi identitas daerah, tetapi juga sebagai penggerak utama ekonomi kreatif, keberagaman sosial, dan kelestarian lingkungan”, tutur beliau dalam kesempatan tersebut.

Pada kesempatan tersebut Dr. Muchsin juga menegaskan bahwa ia berkomitmen untuk meningkatkan anggaran kebudayaan di Lombok Utara.

“berbicara tentang pemajuan kebudayaan, tentu saja harus berbicara tentang politik anggaran. Oleh karena itu, jika kelak kami ditakdirkan menjadi bupati dan wakil bupati di Lombok Utara ini, maka kami berjanji akan meningkatkan anggaran kebudayaan yang saat ini sangat sedikit.”, tutur Dr. Muchsin.

Menghadirkan perwakilan dari pasangan calon kepala daerah Lombok Utara dalam Diskusi Publik Pengarusutamaan Pemajuan Kebudayaan Lombok Utara selain sebagai langkah strategis pemajuan kebudayaan, tentu saja sebagai upaya untuk memantik paradigma berpikir masyarakat terlebih calon pemimpin kepala daerah tentang kebudayaan, yang dimana setelah tiga kali pilkada di Lombok Utara sektor kebudayaan bukan menjadi sektor yang sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari visi-misi kepala daerah terpilih maupun tidak terpilih sebelumnya.

Diskusi Publik di hari kedua yang menghadirkan perwakilan pasangan calon kepala daerah berjalan cukup sukses dan penuh khidmat. Terasa sekali suasana kekeluargaan dari semua perwakilan pasangan calon, kecuali perwakilan pasangan calon nomor urut 1 yang saat itu berhalangan hadir karena terbentur dengan jadwal kampanye yang sudah ditetapkan.      

 

  

0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close